Request:
Aku penasaran sama cielxryo kota imajinasimu itu dan soireè cafe yang kamu ceritain! Bikinin buatku dong!
Hasil:
Tap Tap Tap
Kamu sedang berjalan sendirian di tengah jalanan pusat kota Cielxryo yang penuh dengan kesibukan bahkan pada malam hari, kamu melihat sekeliling. Gedung-gedung tinggi dan toko toko di samping jalanan masih buka, gerobak makanan jalanan dan para penduduk berjubah putih yang berlalu lalang, jubah putih yang menutupi seluruh badan dan kepala mereka, membuat wajah mereka bahkan tak dapat dikenali kecuali jika kamu mengajak mereka berbicara. Kamu menyusuri jalan yang sibuk dan ramai ini dengan santai. Udara sejuk malam hari membuatmu menggigil, kamu menengadah ke atas langit. Melihat langit berbintang yang dihiasi selendang raksasa langit yang biasa mereka sebut Aurora. Aurora tersebut memiliki warna gradasi merah muda dengan Hijau neon. Warna Aurora terlangka yang ada di dunia, Namun Cielxryo memiliki ini setiap malam. Kamu menatap bulan yang ukurannya 2 kali lebih besar daripada yang kamu lihat di bumi pada hari-hari biasanya. Karena Cielxryo merupakan kota yang memiliki jarak lebih dekat dengan bulan dibandingkan tempat tempat lainnya. Kamu melihat seorang gadis kecil dengan jubah berwarna putih, hal biasa? Oh tidak-Gadis kecil tersebut tidak menutupi kepalanya dengan jubahnya, membuat rambut putihnya yang panjang hingga ke pinggang tergerai, Rambutnya terlihat seperti awan yang lembut. Di kepala gadis tersebut tumbuh setangkai kecambah muda yang bersinar, tertarik. Kamu pun mengejar gadis tersebut yang berlari ke arah gang gelap
“kemana gadis itu?”
Kamu menyusuri gang kecil tersebut, tidak ada apa apa disini selain toko sepatu yang sudah tutup di sebelah kanan dan toko alat sihir dengan bau amis di sebelah kiri, Namun ketika kamu sampai ke ujung gang yang sempit. Kamu melihat sebuah toko kecil yang masih buka
“Sebuah.... Kafe?? Kafe ini masih buka pada pukul segini?”
Kamu melihat papan kayu diatas pintu masuk bertuliskan 'Sσιяéє 匚卂千乇', kamu mengendus aroma harum di Kafe tersebut dan merasakan suhu hangat yang dapat menghangatkanmu di malam yang sejuk ini, lalu kamu pun masuk kedalam tanpa berfikir panjang
Request:
Karakter favoritmu dari sebuah fandom tiba-tiba harus nyamar jadi manusia biasa dan kerja di kafe kecil. Tulis adegan awal saat dia mulai bekerja!
Hasil:
“Ahh-! Apa apaan sih misi ini! Padahal aku ingin menjahili kunikidaa~!!”
Dazai mengerang kesal, namun setelah itu cekikikan dan dengan santai mengenakan seragam kafe yqng Kunikida berikan padanya. Seragam itu menampilkan postur tubuhnya yang ramping, dazai pun berpose di kaca dengan senyum berkarisma
“Orang biasa—ya?. Setidaknya aku bisa berkenalan dan menyapa wanita wanita cantik hari ini~”
Bisiknya pelan, mengenakan dasinya dengan rapi dan merapikan rambutnya. Lalu melangkah dengan langkah teduh kearah kasir kafe yang didekorasi dengan miniatur manisan
Selang beberapa menit, seorang pelanggan datang. Pria dengan tampang berpendidikan, berkacamata bundar dengan bingkai tipis dan tahi lalat di bibir—ANGO!?
“Astaga.. tsk tsk tsk, benar benar tidak tahu tempat..”
keluh dazai dengan cemberut, Ango berdiri di depannya. Tidak berkata apa apa, seakan akan paham apa yang Dazai pikirkan. Menatap dazai dengan tatapan “aku takkan ikut campur”
“segelas kopi susu dan matcha cromboloni”
Ucap Ango, Dazai tersenyum senang lalu dengan gerakan menari yang main main. Dia menyiapkan kopi dan cromboloni sesuai pesanan. Lalu mencondongkan tubuhnya kearah ango agar Ango dapat mengambil pesanannya
“Silahkan pesanan anda tuan!, hangat dan renyah—cocok untuk pagi hari!”
Ucap Dazai dengan ceria, Ango membayar pesanannya tanpa menoleh dan melangkah pergi. Lalu seorang pria dengan seragam yang mirip dengan Dazai masuk ke kasir. Pria berumur awal 20-an dengan mata sipit dan alis berkedut.. yang sudah bergumam tentang tatanan kue yang menarik pelanggan
“Kau, pegawai baru? Entah apalah itu, Susun kuenya! Terlalu berantakan!”
Teriak si pegawai, Dazai menyeringai... "Kunikida kedua". Gumamnya
“Mungkin hari ini tidak seburuk itu~”
Request:
Aku mau drabble Atsushi yang nyamar jadi kasir minimarket 24 jam dongg. Bayar akhir ya! Terserah mau berapa kata. Kasih plot yang slice-of-life tapi ga ngebosenin ya!!
Hasil:
Krik... Krik... Krik…
Hening dan sunyi, hanya terdengar suara angin dan serangga pada malam itu. Dengan ekspresi tabah namun langkah goyah, Atsushi berjalan sembari menggigil dibawah cahaya bulan yang temaram. Derap langkah kakinya bergema diatas aspal yang dingin, hawa dingin menusuk hingga ke tulang. Lupa membawa jaket pada hari itu, Dia menghela nafas panjang.
“Ah, supermarketnya sudah kelihatan”
Gumamnya, menghampiri supermarket yang menjadi pusat cahaya malam itu karena menjadi satu satunya toko yang masih buka. Atsushi mendorong pintunya dengan pelan, seakan akan takut suaranya akan memanggil sosok tak diundang malam itu. Atsushi cepat cepat berdiri di belakang kasir, mengenakan topi dan seragam yang disediakan Dazai secara acak acakan di belakang etalase. Setelah mengenakan seragamnya, Atsushi melihat sekeliling. Produk produk yang ditata rapi, lantai, etalase dan meja yang nyaris tanpa debu. Pandangan Atsushi terpaku pada sebuah produk tahu premium yang sedang diskon
“Favorit Kyouka... mungkin akan kubeli setelah ini..”
pikirnya, mengalihkan pandangannya kembali ke arah depan. Lalu matanya terpaku pada seorang pria dengan kulit sawo matang dan janggut tipis, mata biru dengan tatapan jernih dan rambut berwarna merah yang berdiri didepan etalase kasir.
“Sejak kapan dia disana?”
tanpa pikir panjang, Atsushi cepat cepat memasang senyum ceria untuk menutupi rasa gugupnya
“Selamat malam! Apa ada yang perlu saya bantu?”
ucapnya dengan nada ceria. Pria itu tersenyum hangat, kedua tangannya beristirahat dalam saku jasnya yang berwarna pasir. Mengingatkan Atsushi pada jas milik Dazai. Pria itu menyerahkan sekotak susu, yang atsushi terima dan masukkan ke kantong plastik setelah menunjukkan harganya.
“Jas anda.. sangat mirip dengan senior saya, itu jas yang sangat bagus. Ya?”
Ucap Atsushi, memperhatikan pria itu merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang yen.
“Terimakasih..”
Balas pria itu, lalu melangkah pergi. Atsushi melambai padanya, saat pria itu hilang dari pandangan. Kartu namanya tergeletak di lantai. Penasaran, Atsushi memungutnya.
“Oda sakunosuke”
dia membaca dengan suara lirih. Lalu bulu kuduknya merinding
“Kenapa.. rasanya dingin ya?”
bisiknya, lalu cepat cepat kembali ke posisinya dibelakang kasir.
Request:
Boleh tuliskan surat singkat dari Liam ke Sherlock? Kira kira 40-50 kata udah cukup.
Hasil:
Untuk Mr.Holmes
Berapa lama kita tidak bersua?, bahkan namamu kini sudah menjamur hingga ke titik terpencil seperti desa persembunyianku hari ini. Teduhya suaramu menghantui mimpiku tiap malam, apakah itu pertanda rindu yang selalu kau sebut sebut itu?. Berkabarlah padaku dikala senggang, kutunggu kunjunganmu.. selalu.
-William James Moriarty
Request:
Monolog Dazai Osamu pas hujan, siapa tau mikirin aku, anjayy—canda. Bikin sesuai lore aja.
Hasil:
Rintik hujan mengeluarkan suara gemericik diatas aspal yang mulai basah, tempat tempat dengan atap kini penuh dan sesak dengan orang orang yang tidak membawa payung. Lampu jalanan menyala, cahayanya memberi sedikit hawa hangat bagi orang orang disekitarnya
klik
Payung terbuka, Dazai menghela nafas dan memayungi dirinya. Payung hitam yang ia curi dari laci kunikida, tentu saja.
“Huhuhuu hujan yang begitu puitis—! Aku sangat ingin bunuh diri~. Ah.. tapi, dipikir sedari tadi. Aku benar benar merindukan kematian lebih dari siapapun, bukankah agama hanyalah tatanan sosial? Mengapa tiada siapapun yang memahami hal sesederhana bahwa tuhan dan dewa ada bukan karena nyata, tapi karena berguna?pasti melelahkan menjadi orang bodoh.. ya?.”
Pandangannya teralihkan pada seorang pria dengan tampang berpendidikan yang berdiri di sampingnya, Dazai menyunggingkan seringai seringan air—sekaligus seberat malam
“Cuaca sempurna untuk diskusi rahasia, bukankah begitu—Sakaguchi Ango?”
Request:
Khai, gaada niatan bikin longfic buat ocmu? Coba aja masukin ke lore bsd. Coock keknya, mungkin bikin dalam bentuk garis besar aja. Malas aku baca kalau panjang:p. Oh iya! Aku ship ocmu sama dazai, jadi bikinin yaqq UwU
Hasil:
Khai, adalah salah satu anggota armed detective agency, berusia 20 tahun saat ini. yang diadopsi oleh Fukuzawa bersama dengan ranpo dalam seri cerita the untold origin of armed detective agency. Matanya hitam-merah, seperti blackhole dengan hint tetesan darah yang menggenang dibawah iris matanya. Rambutnya putih dengan panjang medium. Kulit light-tan dengan undertone netral yang sering dipandang sensual oleh rakyat jepang karena keindahan warnanya beraneka tergantung dimana ia berpijak, dibawah matanya yang terlihat sendu nan lembut.. terdapat tahi lalat kecil yang menambah daya tariknya, bahkan Yosano kadang mengaku bahwa itu membuatnya tergila gila. Tubuh feminim-atletis yang menawan berbentuk inverted triangle dengan bahu lebar, lekukan yang indah dan pinggang yang ramping, lekukan dengan ukuran yang memikat itu benar benar seperti racun. dengan kalung rantai liontin berbentuk kartu remi as hati yang menggantung di lehernya. Dengan jas putih panjang tanpa kancing dan manset hitam turtleneck tanpa lengan dibawah jas itu, celana hitam pendek sepaha lalu disambung oleh stocking hitam yang menutupi hingga atas lutut, kerap membuat para lelaki gemas karena hanya dapat melihat sedikit bagian dari pahanya. Serta sepatu ber sol tinggi yang elegan. Khai memiliki tinggi 162cm, sol sepatunya dihadiahkan dari yosano karena tak tahan melihat Khai yang dicemooh Ranpo dan Dazai soal tingginya. Khai adalah pribadi yang bagai nirwana. Ramah dan hangat, namun menyimpan kedalaman yang kelam. Seakan akan seperti dazai yang hidup dalam kegelapan—namun memeluknya, dan menari dalam keabu abuan.. menciptakan estetika menawan hingga nirwana pun telah terlampaui olehnya. Manusia yang terlalu sadar.. dan begitu dewasa. 1 dari 1000 kata kata Khai adalah:
“Kecerdasan mendalam terlahir dari kesadaran menyeluruh bahwa tiada yang benar benar membatasi kita. Itulah hal yang dilewatkan oleh para filsuf hingga mereka depresi dan bunuh diri.”
Arsip ini akan dibuka untuk mengintip ke masa lalunya.
masa lalu yang tercatat:
Khai adalah seorang gadis kecil yang berkeliling di sekitar bar lupin sembari membawa mesin tik berbentuk koper (Khai bekerja sebagai seorang juru tulis, karena masih banyak yang buta aksara, solusi bagi yang tak pandai menulis surat, puisi, menerjemahkan karya lain ataupun menulis laporan. Biasa disebut "doll"). Khai datang dari negara Tiongkok, pergi ke Yokohama setelah kematian keluarga dan gurunya, mengetahui dirinya memiliki kemampuan supranatural dan memutuskan ke Yokohama agar dapat bertemu orang orang yang sejenis dengannya.. atau para pengguna-kemampuan. Khai mengenakan topi untuk menyembunyikan rambut panjangnya yang saat itu sepanjang bokong, membuatnya tampak seperti anak laki laki rupawan dengan poni yang menutupi wajah hingga ke hidung untuk menutupi kesan bahwa dia adalah perempuan. Pada saat itu, umur Khai masih 16 tahun.. ketika dia dijuluki "the golden newcomer" oleh bartender di bar lupin lalu bersedia untuk memberikan Khai tempat bekerja sementara (banyak orang di bar yang perlu seorang juru tulis untuk menulis surat organisasi gelap port mafia, menerjemahkan buku, menulis surat cinta dan lain lain). Sembari bekerja, Khai kerap melihat tiga orang: Odasaku, Dazai dan Ango. Yang dengan kecerdasan Khai yang ekstrim, berhasil mengidentifikasi identitas mereka satu persatu termasuk seluk beluk masing masing orang ini. Mengetahui ketiga orang ini pengguna kemampuan sama sepertinya, Khai memutuskan untuk mencatat setiap percakapan mereka dari sudut bar. Pada cerita "the day where i picked up dazai" di scene odasaku dan dazai bermain blackjack dan untuk pertama kalinya nongkrong di bar lupin. Saat itu, Odasaku pulang duluan setelah dazai sarankan untuk bergabung ke port mafia. Disana, dazai (saat itu 16 tahun) mengetahui Khai (saat itu masih 14 tahun) tampak tertarik dengan permainan kartu remi (karena di china, Khai suka main itu.) Lalu Khai dan Dazai, dua karakter yang tak pernah menyangka akan bertemu lagi 7 tahun kemudian pun bermain bersama, Khai terus memenangkan pertandingan.. walaupun Dazai telah memanipulasi kartu. Namun, pada saat itu. Dazai tidak tahu Khai adalah seorang gadis (dazai kira, Khai laki laki, membuatnya memanggilnya "Kai" karena salah dengar.). Dimana sejak saat itu. Setelah ango dan odasaku pulang, dazai akan tinggal lebih lama di bar lupin untuk bermain dengan khai—lebih tepatnya,untuk memahami sosok Khai yang bahkan tak bisa dia baca dengan pemikiran khas filsuf Khai, bahkan tak termanipulasi ataupun tertipu dengan dazai. Sedangkan Khai, dengan kecerdasan ekstrimnya. Tak pernah berhenti membuat dirinya semakin abu abu..
Arc:Dazai osamu and the dark era
Kali ini, kita sampai di dazai osamu and the dark era—tepatnya di arc dimana odasaku bertarung debgan musuh dan dazai masih mencari posisinya, Dazai berencana untuk mencari odasaku—namun, saat dia melihat Khai yang duduk di tepi taman. Amarahnya naik, karena dia salah paham.. karena Khai selalu mengetik mesin tik saat Dazai dan ango dan odasaku berbicara dari dulu hingga kini, Dazai pikir Khai adalah mata mata mori—sehingga kompleksitas Khai akan masuk akal baginya. Namun, saat dia mencekik Khai ke dinding dengan amarah menyala berkata "apakah kamu yang membocorkan posisi odasaku!?". Khai menjawab dengan mata kosong tanpa ekspresi: "tidak, aku hanyalah doll yang usang dan kebetulan memiliki kemampuan. yang ingin bercengkrama dengan sesama pengguna kemampuan..". Disitu, topi Khai terjatuh dan Dazai yang awalnya menyibak kasar poninya seketika terdiam, rambut panjang.. wajah dan mata.. dia perempuan. Dazai dengan cepat melepasknnya, Khai memakai topinya kembali. Lalu dazai pun berlari menuju posisi odasaku setelah mengetahui bahwa dia salah paham.
Sekarang, kita ada di akhir arc Dazai Osamu and the black era. Dimana Dazai keluar dari gedung museum tempat terakhir odasaku meninggal. Tepatnya, masa-masa Dazai menghilang dan sebelum kembali lahir sebagai anggota armed detective agency dan pada saat ango menggunakan kemampuan orang lain untuk menghapus dosa masa lalu dazai. Disana, Dazai termenung dan merenungi nasihat odasaku untuk berada di pihak yang menolong orang lain. Saat dengan putus asa Dazai berjalan tanpa arah, dia mendengar derap kaki yang sehalus ninja dan guncangan koper mesin tik yang khas—Khai. Dia menoleh, Khai saat itu benar benar melupakan topinya dan bahkan poninya sudah tersibak ke tengah, memperlihatkan wajah rupawan khas boneka manekin.
“Kamu mencari organisasi kemampuan untuk menolong orang lain?”
Tanya Khai, singkat. Dazai tersenyum
“Ya, dan.. bisakah mulai sekarang kamu tidak lagi menyamar menjadi laki laki?.”
Khai, untuk pertama kalinya tersenyum pada Dazai dengan rambut tergerai dan wajah yang tak lagi ditutupi.
“Tapi sebelum itu, aku butuh jasa-mu. Aku ingin menulis surat terakhirku untuk Ango dan Odasaku.. walau oda telah pergi—”
“Tak masalah, kita terbangkan suratnya ke laut. Dan berdoalah agar sang ruh melihatnya. Tiada perasaan yang tak layak tuk disampaikan.”
Ucap Khai, dengan santai mulai gestur khas doll-nya.Khai menggerakkan tangan dan kakinya dalam salam hormat anggun dan elegan khas bangsawan dinasti tiongkok, lalu mengucapkan kalimat slogan yang diwariskan secara turun temurun oleh keluarga sastrawan kaisar tiongkok.
"Kenangan takkan rampung menari.. dengan aksara yang mengabadikannya.
Doll tak bertuan, diberkati hidup dalam tuntunan dewa sastra mustika. Jasa juru tulis lepas:Khai-Kae."
Ucap Khai dengan elegan, kembali berdiri tegak dengan etika seanggun boneka.
Khai adalah pemilik kekuatan absolute falsity (kepalsuan sejati) yang membuat apapun perkataan penggunanya menjadi kenyataan. Kemampuan yang membuat bahkan kontrol takdir adalah hal yang mudah. Karena mengandung paradox kompleks, membuat kekuatan no longer human Dazai tiada artinya pada Khai karena paradox yang begitu padat. Kekuatan berbahaya ini, bahkan sebenarnya murni terbentuk dari luka psikologis Khai. Yang berarti ini bukanlah supranatural—tapi kemampuan murni. Namun setelah itu.. Dazai tak merasakan kecemasan apapun walau tahu Khai berada di luar kendalinya.. atau mungkin Khai-lah yang mengendalikannya.
Dazai bergumam pelan:
Kenapa no longer human ku tak bekerja? Apakah karena mungkin itu adalah kemampuan murni? Ataukah karena paradox kompleks dari kemampuan itu yang tak tertembus oleh no longer humanku? Atau jangan jangan—Khai menggunakan absolute falsity itu untuk menolak no longer human? Seperti mengucapkan "kekuatanku takkan tersentuh oleh no longer human"?. Satu pertanyaan.. seribu jawaban. Seperti orangnya..
Dazai berjalan menuju Khai dan scene ditutup dengan suara dazai berkata:
"Bagus.. sekarang ayo kita mulai suratnya, dan entah kenapa.. untuk yang kali ini. Aku ingin ini menjadi transaksi pertamaku yang kubayar dengan upah yang kudapat dari berada di pihak yang menolong orang lain...".
Lalu scene ditutup dengan layar hitam yang menuliskan kata kata pertama Dazai setelah melihat wujud Khai yang aslinya, yang menjadi slogan andalan para musuh dan orang orang sekitar ketika ditanyai soal Khai:
Her smile—As warm as the sun, and her voice? as gentle as the wind. Yet her eyes are completely blank—similar to a blackhole. No light, no spark. Just deep.
Time skip: masa kini
Seorang wanita berusia awal dua pulih tahunan—usia dikala bunga begitu indah dan semerbaknya. Matanya hitam-merah, seperti blackhole dengan hint tetesan darah yang menggenang dibawah iris matanya. Rambutnya putih dengan panjang medium. Kulit light-tan dengan undertone netral yang sering dipandang sensual oleh rakyat jepang karena keindahan warnanya beraneka tergantung dimana ia berpijak, dibawah matanya yang terlihat sendu nan lembut.. terdapat tahi lalat kecil yang menambah daya tariknya. Tubuh feminim-atletis yang menawan berbentuk inverted triangle. dengan kalung rantai liontin berbentuk kartu remi as hati yang menggantung di lehernya. Dengan jas putih panjang tanpa kancing dan manset hitam turtleneck tanpa lengan dibawah jas itu, celana hitam pendek sepaha lalu disambung oleh stocking. Serta sepatu ber sol tinggi yang elegan. Khai memiliki tinggi 165cm, sol sepatunya dihadiahkan dari yosano karena tak tahan melihat Khai yang dicemooh Ranpo dan Dazai soal tingginya. Khai adalah pribadi yang bagai nirwana. Ramah dan hangat, namun menyimpan kedalaman yang kelam. Kecantikannya bagaikan hina doll khas jepang. Seakan akan seperti dazai yang hidup dalam kegelapan—namun memeluknya, dan menari dalam keabu abuan.. menciptakan estetika menawan hingga nirwana dan kompleksitas pun telah terlampaui olehnya.
Khai berjalan di pinggiran trotoar yokohama yang tenang pada pagi hari, langit masih menyiratkan gradasi kemerahan dan hanya ada suara deringan lembut dari sepeda. Sebuah koper kerja antik ia tenteng dengan anggun, Khai mengikuti peperangan intens antar pengguna kemampuan di siberia.. hingga akhirnya kembali setelah 6 bulan, dalam hati ia tak sabar melihat anggota baru yang kerap yosano bahas lewat telepon:
Atsushi dan Kyouka. hingga sebuah figur familiar menghentikan langkahnya.
“Dua jiwa terikat, biarlah terpisah seribu kali. Tetaplah mereka 'kan dipertemukan dibawah langit yang sama..”
Suara dengan nada sensual-main main... Dazai. Mengulangi sebuah syair yang pernah Khai tuliskan untuknya sebelum berpisah karena misi peperangan panjang. Khai tersenyum syahdu, matanya yang dalam menyiratkan keabu abuan pahit namun memikat.
“Aku kembali”
End
Arsip:Arc the untold origin of the armed detective agency
Ranpo:terserah! Detektif terhebat di dunia tidak perlu begitu! Aku hanya butuh manisan!
Ranpo dan Fukuzawa yang saat itu baru menjalani satu tahun sebagai seorang duo yang memasang jasa bodyguard seperti biasanya, berjalan santai di tengah kota Yokohama untuk mencari manisan. Seorang anak kecil berumur 9 tahun—Khai kecil. Kebetulan berpapasan dengan Ranpo. Dimana disana, Ranpo menghirup aroma kasturi yang lembut dan gemerincing merdu dari anting Khai yang berbentuk seperti jimat lonceng tiongkok kuno. Ranpo, untuk pertama kalinya. Tak dapat membaca orang itu dalam sekali lihat seperti yang biasanya dia lakukan. Terlebih lagi, Khai melangkah tanpa suara.. menambah sifat "hantu" dalam dirinya yang membuat ranpo cemas.
Sedangkan Khai, adalah anak kecil yang datang ke kota itu seorang diri setelah keluarganya meninggal dunia dan akhirnya dia dibebastugaskan oleh gurunya untuk bekerja lepas. Alasan Khai kesini hanya satu=kebebasan mutlak. karena jauh dari kampung halaman, dan mencari bantuan untuk kemampuan supranaturalnya. Masa lalu khai yang penuh akan kekerasan dan racun, menciptakan gadis yang tumbuh sebagai bunglon mati rasa dengan seribu wajah namun hati yang hampa.
Luka luka itu menciptakan sebuah energi singularitas besar yang menyebabkan kemunculan kemampuan Khai:Absolute falsity(kepalsuan sejati). Kemampuan yang akan membuat apapun yang dikatakan penggunanya akan menjadi kenyataan. Kemampuan berbahaya yang membuat Khai dapat menggunakan kemampuan lain hanya dengan mengatakannya.
karena tidak mau reputasi detektif terhebatnya rusak. Ranpo dengan sengaja menerbangkan topinya, membuat topi itu mengenai Khai dan Khai pun mengembalikan topi itu padanya. Dengan sengaja, memaksa Khai untuk bertemu Ranpo sehingga ranpo bisa mengetahui apakah untuk pertama kalinya dia menjadi bodoh—atau tidak.
Fukuzawa melihat Khai, menatapnya karena penasaran bagaimana seorang anak kecil menyelinap disamping seorang samurai veteran profesional seperti fukuzawa tanpa fukuzawa sadari? Langkah kaki sehening sunyi.. namun, hal itu menghilang dari kepala fukuzawa saat dilihatnya koper yang Khai bawa. Naluri orangtua dari Fukuzawa pun merasa kasihan dengan anak kecil yang membawa koper sebesar itu, tanpa fukuzawa tahu bahwa itu hanyalah mesin tik dan Khai sendiri merupakan juru tulis yang digemari oleh penduduk Yokohama setelah kedatangannya. Membuat Khai dijuluki "the golden newcomer" karena dia merupakan juru tulis asal tiongkok yang karena keindahan aksaranya, jasanya laku keras. Karena iba, Fukuzawa membawa Khai bersama dengan Ranpo untuk makan manisan.
Saat di restoran, Ranpo dengan ceria memilih menunya. Walau matanya fokus ke Khai, mengamati enigma yang tak bisa Ranpo baca.. dan masih tak terbaca, membuat ranpo cemas dan frustasi
“Apakah kecerdasanku hilang?”
Pikir Ranpo, memakan manisannya dengan cemberut. Sedangkan Khai hanya menyeruput teh hijau tradisional biasa.
bahkan menolak manisan yang ditawarkan padanya kecuali mitarashi dango.
“Aneh, anak seumuranmu biasanya suka gula!! Ayolah!!”
Ucap Ranpo dengan nada kekanak kanakan. Khai membalas
“Mitarashi dango saja.. karena tidak terlalu manis..”
Saat makan, Fukuzawa menatap Khai yang memiliki wajah tertutup poni dan ranpo yang cemberut. Sambil makan, Ranpo mencoba membaca Khai dan mengajaknya bermain teka teki karena itu keahlian ranpo.
“Maka jawabannya adalah mayat bisa saja diletakkan di nitrogen cair”
Ucap ranpo, membuka bukunya. Namun Khai dengan santai berkata:
“Tapi, kasus fiksi begini tak ada larangan untuk melihat secara dalam bukan? Tak ada bukti kuat untuk membuktikan tebakanmu karena ini hanya kasus fiksi, kasus fiksi adalah rekayasa. Tak ada kepastian. Turunkan ego-mu dulu, maka.. kamu akan sadar bahwa buku ini sebenarnya tak berbicara tentang kasus, melainkan soal dongeng hantu biasa”
Ucap Khai, Ranpo tertawa kecil. Terkejut karena Khai menebak jebakannya, sedangkan Fukuzawa terdiam. Kagum melihat Khai yang berhasil menurunkan ego ranpo.
Setelah makan dan mengucapkan "terimakasih atas makanannya", Khai membungkuk hormat pada Fukuzawa sebagai tanda terima kasih.
“Bahkan tuan mentraktir saya.. apakah ada yang dapat saya lakukan untuk memenuhi keinginan anda?”
Ucap Khai dengan sopan, Fukuzawa yang melihat ciri ciri "the golden newcomer" pada Khai. Seketika bertanya:
“Nak.. kamu.. juru tulis itu ya?”
Khai mengangguk, lalu dengan langkah anggun.. Khai menggerakkan tangan dan kakinya dalam salam hormat anggun dan elegan khas bangsawan dinasti tiongkok, lalu mengucapkan kalimat slogan yang diwariskan secara turun temurun oleh keluarga sastrawan kaisar tiongkok.
"Kenangan takkan rampung menari.. dengan aksara yang mengabadikannya.
Doll tak bertuan, diberkati hidup dalam tuntunan dewa sastra mustika. Jasa juru tulis lepas:Khai-Kae."
Ucap Khai dengan elegan, kembali berdiri tegak dengan etika seanggun boneka. Fukuzawa berdehem, dan pada saat itulah.. kisah kucing asal inggris yang selama ini hanyalah imajinasi Fukuzawa, diterjemahkan disana, di toko manisan itu... Dengan Khai yang menjadi juru tulisnya. Dengan tenang mengetik mesin tik dengan kecepatan yang stabil dan indah. Setelah memberikan jasanya pada Fukuzawa, Khai hampir memutuskan untuk pergi. Namun Fukuzawa berkata:
Bukankah berkeliling seorang diri terlalu bahaya? Tidakkah kamu menginginkan tempat yang lebih hangat dan layak? Bagaimana. Jika tinggal bersama kami?
Tawar fukuzawa, Khai yang memiliki aura kehadiran rendah dan langkah kaki sunyi khas dinasti tiongkok itu juga mendapat perhatian dari fukuzawa, dan fakta bahwa Khai tampak menahan potensi asli dirinya dengan mata yang dalam.. seperti penuh kecerdasan membuat Fukuzawa ingin menjaga gadis itu agar tak tersesat ke jalan yang salah. Namun, Khai yang bingung—hanya menatap diam.
Ranpo, tak sudi melihat Khai pergi. Karena Ranpo berpikir bahwa seseorang seperti Khai adalah rival dan dia tak mau Khai melampauinya lebih jauh maka Khai harus ada di sisinya. Memutuskan untuk membuat Khai kalah dalam permainan shogi, maka Khai pun bermain shogi dengan Ranpo.
“Ayo main shogi! Jika kamu kalah, tinggal sama kami! Jila kamu menang. Kamu bisa pergi!”
Ucap ranpo dengan antusias, merasa bahwa Khai sangatlah pengertian saat diajak berbicara. Sifat Khai yang harmonis dan fleksibel seakan akan menerima Ranpo dan segala tantrumnya, membuat Ranpo secara tak sadar tak ingin kehilangan momen ini. Shogi itu berlangsung lama, hingga akhirnya.. Khai kalah. Sebenarnya, Khai sengaja memperpanjang durasi shogi agar melihat sifat ranpo dan fukuzawa. Fukuzawa yang tenang bagai air laut dan ranpo yang petakilan bagai ikan sardin kecil. Melihat bagaimana kasih sayang antara kedua orang itu membuat Khai tersentuh.. sedikit iri, membuat Khai akhirnya dengan sengaja kalah. Memberi makan pada ego ranpo yang sudah kelewat gemuk.
“Lihat! Aku menang!”
Ucap ranpo, Fukuzawa menepuk tangannya dan Khai pun berjalan mengikuti mereka sembari meninggalkan restoran. Hari yang bersalju dan dingin, ranpo dan Fukuzawa mengencangkan syal. Saat Khai menatap kosong ke langit langit, memandangi kedua ayah-anak itu bercengkrama ria dan hangat. Khai tidak merasakan adanya hubungan darah diantara mereka.. tapi ada ikatan sedalam samudra dibalinya. Sesuatu yang Khai tak pernah dapat dari orang tuanya sendiri yang kasar. Dunia, masa lalu yang dingin.. menciptakan Khai yang kini mati rasa, benar benar boneka.
Khai merasakan dingin yang menusuk, namun dia sudah biasa. Saat Khai berjalan dibelakang ranpo dan fukuzawa, Ranpo menoleh ke arah Khai. Karena kaget Khai tak mengenakan syal, Ranpo berkata ke Fukuzawa dan fukuzawa pun menebas syalnya dengan pedangnya lalu melingkarkannya ke leher Khai. Khai terlihat kaget, kehangatan syal membuatnya terasa seperti meleleh. Pada saat yang sama, Fukuzawa membawa Khai yang masih kecil kedalam pelukannya sembari mereka berjalan di atas salju. Fukuzawa mengangguk pelan, matanya seakan akan menatap tatapan kosong Khai yang terbentuk dari trauma, luka dan penderitaan.
“Aku tahu, ini berat. Menangislah, mulai sekarang. Jika dunia terasa dingin lagi, kamu takkan sendirian lagi”
Ucap Fukuzawa, lalu mereka bertiga pun berjalan dilelap malam.. penuh salju dan membeku.. tapi. Itu adalah kali pertama, Khai merasa salju itu begitu hangat.
Arc: masa kini—monolog atsushi
Atsushi disini, ini adalah buku harianku dan kyouka. Kami membuatnya agar dapat saling mengerti satu sama lain sebagai (bagian ini dicoret), maksudnya.. teman sekamar. Semenjak datangnya Kae-san, Suasana ADA lebih seimbang. Kae-san mengingatkanku pada boneka hina yang cantik... mungkin dia cocok jika mengenakan kimono itu, kepribadiannya yang tenang kontras dengan keeksentrikan detektif lain, dia begitu penyayang dan ramah...
tapi bukan itu yang menjadi pikiranku saat ini.
Semenjak khai datang, Selalu ada cemilan diatas meja.. ranpo-san lebih jarang jajan, kunikida tidak selelah biasanya (mungkin karena Kae-san suka membantu), Kenji jadi tidak sungkan sungkan membawa hasil panennya, Yosano-san lebih ceria, Naomi entah kenapa lengket dengan Kae-san seperti dia lengket dengan tanizaki.
Fukuzawa-san tiba tiba suka cemilan dan lebih hangat, dan yang paling aneh... dazai-san berhenti menggoda semua wanita yang dia temui. Tapi tidak masalah, eh... cemilannya enak sekali..
maksudku—aku bertanya pada kunikida san soal apa yang terjadi. Dan aku cukup terkejut dengan apa yqng dia katakan:
“Kae-chan ya? Dia adalah adik angkat ranpo, tapi lebih... kompleks. Tipe wanita yang bahkan dapat membuat seseorang seperti Dazai menelanjangi dirinya sendiri..”
Aku dan Kunikida terdiam dan memerah serentak
“M-maksudku! Menelanjangi kepribadiannya ya!”
Timpal kunikida san, lalu melanjutkan:
"Dazai entah kenapa mulai menggoda wanita saat Khai dikabarkan meninggal dalam perang, aku juga dengar desas desus bahwa kalung daun maple itu diverikan dazai ke Khai saat mereka berpisah, dan sekarang kembali seperri biasa ketika ternyata kabar itu adalah trik musuh. Sedangkan ranpo berkali kali gula darahnya naik, namun sekarang stabil. Dapat dikatakan, Kae-chan itu seperti penyeimbang... dan tolong abaikan bagaimana kedekatan yosano dan Khai.
Aku tidak begitu paham kenapa Kunikida terlihat bersemnagat sampai begitu vulgar saat menjelaskannya. Tapi... bukankah arti daun maple dalam kalung Kae-san yqng diberikan dari dazai-san itu "keabadian?" Eh.. keabadian apa ya? Aku lupa…
-Atsushi
Di halaman selanjutnya, kyouka menyambung pertanyaan atsushi:
Dalam budaya tiongkok, artinya “Cinta abadi”
-Kyouka
Request:
Yum! Aku mau nambahhh!!
Aku pengin drabble 500–700 kata tentang interaksi Atsushi yang lagi kepikiran soal “rumah” di ADA ke Khai dongg
Hasil:
Gemuruh suara petir bergema tipis diluar kantor, Atsushi bersandar pada dinding disamping jendel dengan pandangan menerawang. Bahkan hawa dingin yang menusuk tulang itupun tak membuatnya bergeming. Hanya ada dirinya sendiri disini dan Dazai yang tidur dilantai, kertas kertas dokumen berserakan di setiap meja—hanya meja Kunikida yang tampak rapi diantara meja lainnya.
Tap.. tap.. tap..
Suara langkah kaki yang tenang dan familiar—Khai. Rambut putih panjangnya melambai lambai tertiup angin, jas putih berkibar layaknya bunga anggrek.
“AAK!”
Dazai memekik saat seseorang menginjak bokongnya seakan akan menyuruhnya bangun. Atsushi menoleh, tersenyum pada Khai.
“Pagi, Khai-san”
Sapanya. Khai, seakan akan mengetahui isi pikirannya. Tersenyum padanya dan berkata:
“Sepertinya ada hal yang mengganggu pikiranmu?”
Tanyanya, nada lembut dan penuh perasaan. Atsushi tertawa ringan, merasa lebih terbuka dibanding yang biasanya.
“Khai-san.. rumah itu.. sebenarnya.. bagaimana?”
Tanyanya. pertanyaan yang polos dan ambigu, kikuk dan penuh keraguan... khas Atsushi. Khai bersandar disampingnya, diam diam memperhatikan Dazai yang menggeliat dan mengerang kesakitan karena bokongnya dipijak.
“Kebenaran dapat menjadi relatif tergantung kepada kebutuhan, Atsushi. Bagaimana kalau kamu bercerita sedikit padaku tentang masalahmu agar aku dapat memberikan masukan yang tepat?”
Jawab Khai, senyum sehangat matahari tak pernah pudar dari wajahnya. Atsushi mengangguk pelan, kembali melamun. Menimbang perkataan Khai sebelumnya.
“Aku.. dibesarkan di panti asuhan yang sangat ketat dan penuh aturan, sedangkan sekarang aku tinggal bersama Kyouka yang memiliki masalah dalam mengenali kasih sayang dan ancaman. Aku sangat ingin menyembuhkan dirinya dari trauma tersebut, aku ingin melihatnya menjadi layaknya gadis pada umumnya yang penuh kepolosan dan mengagumi hal hal indah seperti cinta dan boneka. Akan tetapi, Aku merasa diriku tidak mampu untuk menjadi rumah baginya apabila diriku sendiri juga masih rusak. Aku tak pernah merasa memiliki rumah yang utuh, bagaimana caranya aku menyediakan rumah yang layak untuk orang lain?. Gaji sebagai anggota agensi juga masih belum cukup untukku membeli rumah sendiri..”
Curhatnya, ada nada penuh penyesalan dalam kata kata yang ia ucapkan. Khai mengangkat kedua alisnya, tertegun akan niat Atsushi yang sungguh tulus sekaligus polos. Setelah itu, Khai tertawa kecil. Seakan akan terhibur dengan ceritanya tersebut.
“Rumah.. tidak selalu berarti dalam bentuk konstruksi, rumah juga berarti tempat dimana kamu merasa aman dan tenang. Tempat dimana kamu dapat beristirahat tanpa merasa cemas akan hujan diluar.”
Jelasnya. Kalimatnya itu mengambang di kepala Atsushi, membuatnya berpikir lebih dalam.
“Maksudnya..?”
Tanya Atsushi dengan polos, masih belum sepenuhnya mengerti terhadap apa yang Khai sampaikan.
“Kamu tidak harus mencoba memenuhi ekspektasi dirimu sendiri dalam menjadi rumah bagi orang lain. Cukup menjadi dirimu sendiri, jangan biarkan dirimu dibatasi oleh ekspektasimu. Rumah.. maka sediakanlah tempat bagi Kyouka untuk bercerita lebih banyak, untuk saling ada dan membantu satu sama lain, jadilah tempat untuk Kyouka dapat kembali kapanpun. Aku yakin, Kyouka sendiri menyukai dirimu yang kamu anggap belum seberapa itu. Atsushi-kun”
Bahu atsushi menurun, menunjukkan bahwa dirinya mulai rileks dari percakapan yang cukup berat bagi batinnya. Dia tersenyum pada Khai, kata katanya sebelumnya membuatnya merasa lebih lega. Namun senyum itu pecah saat Dazai berkomentar
“Tapi! perhatianmu itu sudah melebihi batas teman loh!. Atsushi-kun, kamu yakin kalian hanyalah rekan sekamar~? Tampaknya aku harus membeli kamera pengawas mini untuk memperhatikan gerak gerik kelinci dan kucing di agensi!”
Goda Dazai, Atsushi seketika memerah
“B-BUKAN APA APA-! DAN AKU ITU HARIMAU! BUKAN KUCING!”
Request:
Gue lagi kepingin baca karya fiksi yang alurnya kompleks nih, bebas aja. Gue terima berapapun harganya
Hasil:
*Bebas*
By:Khai Kae
Aku sedang berada di dalam kamarku, terkunci disini selama hampir 3 hari karena tuduhan tak bermoral. Namaku Yuangxu, Seorang pemuda berusia 17 tahun yang sengaja dikunci di dalam kamar sebagai hukuman karena telah menghamili seorang gadis muda yang merupakan tetanggaku. Mereka langsung berasumsi bahwa itu adalah anakku karena setelah gadis muda itu melahirkan. Anak itu memiliki wajah yang mirip denganku, Aku terkulai lemas di atas lantai dengan pakaian kumal yang belum berganti sejak hampir 3 hari yang lalu. Tubuhku baunya sudah seperti pakaian lembab yang disimpan terlalu lama di dalam ruangan yang pengap dan tertutup. Aku mengatur nafasku yang terasa sesak karena minimnya oksigen, ya- kamar yang kumaksud adalah ruang bawah tanah. Keluargaku memilih untuk mengunciku disini, sebagai gantinya aku tidak akan dipenjara di lapas remaja. Tiap hari aku bertahan dengan segelas air putih dan nasi putih tanpa lauk yang disajikan oleh penjaga pribadiku yang merupakan salah satu petugas kepolisian. Dia diamanahkan untuk menjadi pengurusku selama aku di penjara di bawah rumahku sendiri. Aku meneteskan air mata, merasa tidak layak. Kenapa? Aku tidak melakukan hal itu, aku tidak dan tidak akan pernah melakukan hal sekeji itu kepada wanita. Apalagi gadis muda itu, aku tidak menyukainya. Karena gadis itu adalah tipe gadis yang suka menggoda kami para kaum lelaki, mengundang hasrat kami dengan gayanya ketika bertindak seperti berjalan, duduk, membawa barang dan bahkan ketika menari. Jadi aku rasa kejadian ini benar benar pantas untuknya, namun ketika laporan berkata bahwa anak dari gadis itu mirip denganku membuat aku menjadi seorang tersangka yang telah melakukan ini semua. Ibuku kecewa, seluruh keluargaku murka. Aku berakhir di tempat tanpa alas ini yang pengap, gelap, sempit, serta penuh tikus dan serangga. Aku bergeser sedikit, mencari posisi nyaman yang sama sekali tidak ada. Menatap tikus hitam di sudut ruangan yang mencicit nyaring, seakan akan menertawakan kemalanganku. Aku mendengar suara _Kriiit_, menandakan pintu penjaraku terbuka. Melihat petugas itu didepan pintu yang baru saja terbuka, mataku tidak lagi terbiasa melihat cahaya silau dari pintu yang terbuka itu. Membuatku menyipitkan mataku, sembari menatap sang petugas yang hanya terlihat seperti bayangan hitam yang berdiri didepan pintu.
_"Orangtua anda akan berkunjung, anda boleh berbicara dengan mereka sebentar"_
Aku mengangguk lemah, hingga setelah beberapa menit. Orangtuaku datang, ibuku dengan wajahnya yang penuh kesedihan dan kekecewaan, serta ayahku dengan ekspresinya yang dingin. Mereka duduk di depan tubuhku yang terkulai lemas diatas tanah tanpa alas.
_"Ibu...., ayah..."_
_PLAKKKK_
Pada saat itu juga aku merasakan tangan besar ayahku menampar pipiku dengan keras. Menyisakan rasa perih yang menusuk nusuk. Aku meringis, Ibuku menangis tersedu sedu, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Seakan akan tidak tega melihat hal semacam ini terjadi didepan matanya.
_"Kamu adalah aib keluarga ini, karena itu kami sepakat untuk membuangmu dari keluarga kami. Akan kujual engkau ke pasar gelap, sebagai budak"_
Nafasku berhenti, tubuhku terasa seperti dihantam 1 ton baja. Berat sekali, aku? Akan dijual sebagai budak? Dibuang dari keluarga?. Aku menggigit bibirku, menangis tanpa suara. Ibuku menangis sekencang kencangnya, rasanya iba hatiku melihat perempuan sebaik dan setegar itu kini menangis karena aku. Ayahku kembali berkata
_"Kamu akan diantar kesana dalam waktu 5 hari kedepan, bersiap siap lah untuk berang-"_
Seketika, Petugas memotong pembicaraan kami
_"Maaf, waktu anda telah habis"_
Ayahku dan ibuku pergi meninggalkan ruangan bawah tanah. Aku terus menangis, kini menangis dengan terisak isak. Aku akan meninggalkan keluarga ini untuk selama lamanya, tanpa ibuku yang penuh kasih sayang. Adikku yang manis, dan ayahku yang menjadi pedomanku karena sifatnya yang penuh tanggung jawab dan kebijaksanaannya. Ayahku adalah orang yang disegani oleh orang orang di seluruh desaku, karena kecerdasan dan kebijaksanaannya telah menginspirasi banyak orang. Jadi, kasusku memang dapat mencoreng nama baik keluarga kami. Tapi... mendapat hukuman kejam seperti ini, padahal aku bukanlah pelakunya?.
5 hari selanjutnya aku lalui dengan penuh penderitaan, kini statusku telah berubah dari menjadi seorang pemuda bebas yang sedang dalam masa rehabilitasi. Menjadi seorang budak, Pada hari dimana aku akan diantarkan ke pasar gelap, ibuku memelukku untuk yang terakhir kalinya. Pelukannya yang hangat dan penuh kasih sayang itu memeluk tubuh jangkungku yang lebih kurus dari biasanya. Aku memeluknya kembali dengan lemah, merasakan bibir lembut ibuku mencium dahiku beberapa kali dengan penuh kasih sayang. Petugas menendangku masuk kedalam mobil, ayahku. Sebelum mobil berangkat, ia berbisik padaku. Bisikan yang tak akan pernah aku lupakan
_"Anakku, kamu memang berguna dan tegar seperti ibumu. Fakta bahwa kita memiliki wajah yang mirip, hanya dibedakan oleh usia benar benar menguntungkanku, Membuatmu menjadi tersangka yang dihukum karena telah menodai seorang gadis cantik tetangga kita. Namun, Sebenarnya... *pelaku itu adalah aku*, akulah yang menodai gadis manis itu dengan tanganku, merebut mahkota kehormatannya secara paksa. Namun, karena statusku sebagai orang bijaksana, tidak ada yang curiga bahwa aku yang melakukannya karena kamu. Wajahmu yang mirip dengan anakku yang baru itu, menyelamatkanku dan statusku kau tahu?. Tidak apa apa~, berdoalah kamu akan mendapatkan majikan yang baik nanti~"_
Pintu mobil tertutup, aku berusaha berteriak, namun kain ini mengikat mulutku dengan sangat kuat.
*"BAJINGAN KAU!, WAJAH BIJAKSANAMU ITU TERNYATA HANYALAH TOPENG YANG MENUTUPI NAFSU BEJATMU HAH!? AKU...AKU TIDAK TERIMA!! TIDAK!! AKU BENCI KAU! AYAHANDA!!!"*
Aku meronta ronta dan berteriak, walaupun semua itu terdengar seperti raungan yang teredam karena kain yang menutupi mulutku. Aku berteriak teriak, meraung raung, meronta ronta. Namun para petugas yang mengantarkanku terlihat sangat profesional sehingga tidak begitu terganggu dengan amukanku. aku merasakan tenggorokanku mulai sakit, akupun berhenti berteriak, karena aku tahu. Ini tidak ada gunanya.
Setelah perjalanan 3 jam yang terasa seperti bertahun tahun lamanya, kami tiba di lokasi pasar gelap yang melakukan perdagangan manusia. Tepatnya penjualan budak, Aku terbangun dari tidurku, menyadari diriku kini telah terikat disebuah tiang layaknya seekor anjing, dengan pakaian hanyalah celana pendek yang usang. Aku melihat ke bawah tanah dengan putus asa.
Bertahun tahun kulalui dengan menjadi seorang budak, melayani banyak keluarga. Perlakuan tidak manusiawi sudah sering aku terima. Dibanting, dipukuli, ditampar, seakan akan aku adalah samsak tinju yang bisa dijadikan pelampiasan amarah. Namun, aku pun tak dapat melawan karena statusku saat ini. Hingga aku pada akhirnya dijual lagi ke pasar gelap oleh majikanku karena mereka butuh uang tambahan.
_"beginikah? Sisa hidupku?"_
Aku meneteskan air mata, lagi. Menangis tanpa suara, namun, aku merasakan tangan pucat dengan kulit sehalus kapas menyeka air mataku. Aku menengadah, melihat seorang gadis...wanita? Ya... dia adalah gadis mungil yang berpakaian elegan seperti wanita dewasa dengan kedudukan bangsawan. Rambut abu abunya yang disanggul keatas, serta kacamata bundar berwarna hitam dengan _frame_ tipis itu menambah kesan "kutu buku" darinya, matanya yang berwarna hitam pekat itu benar benar memiliki tatapan yang hampa, kosong serta Dingin... mengingatkanku kepada sejuknya angin malam dan kegelapan. Dia menatapku dengan wajah non ekspresi. Pipinya yang merah merona itu mengingatkanku kepada buah persik yang manis. Aku merasakan tangannya menyentuh pipiku, menyeka air mataku dengan jempolnya, dia melakukan itu dengan sentuhan yang lembut. Seakan akan aku adalah boneka rapuh yang bisa pecah jika terlalu ditekan.
_"Aku ambil yang ini"_
Ucap gadis itu, menyerahkan sekantung uang yang dibungkus dengan kain goni. Pedagang membelalak saat melihat isi didalamnya, lalu dengan seringai lebar membalas
_"Baiklah, silahkan ambil barang anda. Nona"_
Aku melihat gadis itu, dia menatap mataku dengan wajah non ekspresi. Wajahnya yang datar dan polos itu tentunya tidak akan membuatku memikirkan bahwa dia akan menjadi majikan yang baik, karena majikan majikanku sebelumnya juga memiliki wajah yang sama, bahkan terlihat lebih ramah. Walau aslinya mereka adalah orang kejam tak berperasaan yang memperlakukanku seperti binatang. Namun, ada satu perbedaan dari gadis ini, dibalik tatapannya yang dingin dan tajam itu, ada kehangatan yang tersembunyi dibaliknya. Apa itu?
Saat aku tersadar, aku melihat dirinya kini melepaskan taliku, aneh... bukankah aku harus diikat sebelum sampai kerumah? Tidakkah dia takut jika aku akan melarikan diri? Pedagang itu tidak akan peduli kan?. Setelah melepaskan taliku, aku mendengar suara halus nan lembut keluar dari bibir merah mudanya itu. Memberiku perintah.
_"Berdirilah, seperti penduduk biasa"_
Aku berdiri seperti yang ia katakan,dia melepaskan mantel panjangnya yang berwarna hitam dan memakaikannya padaku, menutup sebagian besar tubuhku yang awalnya hanya mengenakan celana pendek. dia menggenggam tanganku. Berjalan keluar area pasar gelap dan Membawaku ke arah hutan, sampai ke depan sebuah sungai, sungai ini harum sekali, apakah ini sungai yang memiliki energi sihir? saat aku merenung, tak paham apa yang terjadi. Dia mendorongku dan menceburkanku ke dalam sungai.
_"Bersihkan tubuhmu, aroma mu sungguh tak sedap"_
Aku melaksanakan perintahnya tanpa protes sedikitpun, membasahi tubuhku dengan air sungai aneh itu, benar saja. Air sungai yang harum itu membersihkan segala kotoran ditubuhku, bahkan membuat rambutku yang kasar kembali halus seperti sebelum aku menjadi budak, bekas lukaku menghilang dan tubuhku terasa lebih sehat dan bugar. setelah itu, belum sempat aku memikirkan semua ini, dia memberiku setelan pakaian berupa kemeja putih berlengan panjang dan celana panjang berwarna hitam. Bahkan menyisiri rambutku setelah aku mengenakan pakaian tersebut. Ia membawaku ke toko pakaian.
_"carikan pakaian elegan yang pas untuknya, dengan bahan terbaik yang kalian miliki. Tolong lakukan dengan cepat dan cermat, saya tidak ingin ada kesalahan. Saya akan jemput hasilnya 3 jam lagi"_
Gadis itu membawaku ke rumah makan, disana aku diperlakukan layaknya manusia biasa, bahkan- seperti bangsawan. Kini kami makan di restoran mewah tanpa memandang status, Gadis itu duduk didepanku, menyantap makanannya dengan penuh etika dan gayanya yang elegan. Awalnya, aku berpikir aku harus melayaninya seperti menyuapinya, menuangkan minumannya atau memakan sisa makanannya seperti yang kulakukan pada majikan majikanku sebelumnya. Namun, Gadis itu malah memesankan makanan untukku.
_"Anda tidak perlu melakukan itu. Makanlah dengan sopan, dan jangan membuang buang waktu"_
Ucapnya singkat disaat aku menuangkan minuman untuknya, aku menatapnya dengan bingung. Rata rata majikanku dulu adalah orang yang rakus dan suka memposisikan makanan mereka didepanku untuk mengujiku, jadi kupikir sepiring steak didepanku ini juga miliknya. Aku menelan ludah, memang benar. Aku lapar sekali, aku lalu makan dengan tenang, walaupun aslinya aku sangat ingin langsung melahap semuanya karena terlalu lapar. Makanan hari ini adalah makanan terenak yang pernah aku makan setelah sekian tahun lamanya, Aku makan dengan tenang namun cepat, mengingat perintahnya untuk tidak membuang buang waktu. Setelah makan, kami kembali ke toko pakaian, karyawan itu telah menyelesaikan pekerjaannya, Gadis itu memintaku untuk langsung mengenakan pakaian tersebut. Setelah menukar pakaianku, Aku melihat diriku didepan cermin. Rambut biru lautku yang tersisir rapi benar benar terlihat seperti sebelum aku menjadi seorang budak. Wajahku, seluruh tubuhku kembali menjadi normal tanpa bekas luka dan lain lain. Semua berkat sungai ajaib itu. Aku mengenakan pakaian yang terbilang cukup elegan, Jas panjang mencapai betis berwarna putih yang menutupi manset hitam yang kukenakan dibaliknya. Celana panjang abu abu sebagai bawahan dan sepatu hitam. Serta jam tangan silver yang mengkilat. membuatku terlihat seperti benar benar seorang bangsawan, Aku berjalan keluar, Gadis itu mengangguk puas dan membayar pakaianku, lalu kami berjalan bersama, kembali ke sungai itu. Gadis itu memberikan sejumlah uang yang terbilang cukup besar dan sebuah kartu identitas.
_"Saya sudah mengurus identitas baru anda, ambillah uang ini dan hiduplah sebagai orang yang bebas. Carilah pekerjaan dan nikmati sisa hidup anda."_
Aku tidak bisa berkata kata, gadis ini... dia memberiku pakaian, uang dan identitas agar aku bisa menikmati kehidupan yang normal.
_"Untuk apa... anda melakukan ini?"_
Ucapku padanya, Gadis itu membalas dengan nada dingin seperti biasanya
_"Saya mengetahui semuanya, latar belakang anda dan nama anda telah saya sucikan. Ayah anda telah menerima hukuman gantung atas perbuatannya, saya membongkar kasusnya dengan tulisan tulisan saya yang dimuat di koran. Dan, itu berhasil karena saya telah memberikan bukti dan petunjuk yang kuat untuk para polisi. Membuat ayah anda ditangkap dan di beri sanksi, Saya hanya mengubah Marga anda, nama anda tetap sama"_
_"ibuku? Bagaimana dengan ibuku dan adikku?"_
Ucapku dengan suara gemetar
_"Mereka telah tewas, disebabkan ulah Ayah anda."_
Gadis itu menarik nafas sebentar, lalu melanjutkan
_"Pergilah, anda bebas. Ini perintah. Pria rupawan seperti anda tidak akan sulit mencari pekerjaan"_
Gadis itu melangkah pergi, aku terpaku di tempat. Tidak... aku tidak mau sendiri lagi.... dunia luar menyeramkan..., jangan tinggalkan aku.... aku muak... aku tidak ingin hidup sendiri dan merasakan kesepian lagi... hidup bebas? Belum tentu bahagia bukan?. Dunia ini penuh penyiksaan. jika lengah, Aku bisa saja terjebak lagi, aku.. entah kenapa malah ingin tetap bersama gadis itu, ada perasaan aman dan tenteram saat aku bersamanya. Aku menggenggam erat tangan gadis itu.
_"tidak! Tunggu..."_
Gadis itu menoleh, menatapku.
_"Butuh sesuatu? Tidakkah cukup semua yang telah saya berikan pada an-"_
Aku memotong omongannya
_"TIDAK! Saya ingin tetap bersama anda. Terserah anda mau menganggap saya sebagai apa, saya akan melayani anda! Saya ingin berada di sisi anda dan membantu anda! Ini adalah kemauan saya sendiri! Saya mohon..."_
Aku melihat sedikit cahaya di mata hampa gadis itu, dia lalu menghadap ke arahku.
_"Budak yang memberontak? Anda pada akhirnya jujur pada perasaan anda sendiri ya..., anda telah menemukan kembali jati diri anda sebagai orang yang bebas"_
Gadis itu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis, lalu melihatku lagi.
_"Saya terima tawaran anda, anda akan menjadi asisten pribadi saya mulai dari sekarang. Dan... ingatlah. anda bisa melepaskan status ini kapan saja. Saya tidak memaksa"_
Aku mengangguk dengan semangat. Mengulurkan tangan agar dapat melakukan jabat tangan.
_"Dengan senang hati!, saya akan menjadi asisten anda dengan penuh tanggung jawab!"_
Gadis itu menjabat tangan saya.
_"Nama saya Yui Hotoke. Mohon kerjasamanya mulai hari ini. Yuangxu"_
Yui berhenti menulis, ketika ia mendengar langkah kaki menuju ke ruang kerjanya. Dia bersandar ke kursinya, melihat pria jangkung berkulit putih dan rambut biru laut itu masuk ke ruang kerjanya dengan secangkir kopi di tangannya. Pria itu meletakkan secangkir kopi diatas meja Yui. Yui meminum kopinya, membetulkan posisi kacamatanya yang miring.
_"Yuangxu, Mengapa anda masih betah menjadi asisten sekaligus pelayan pribadi saya?"_
Yui menyeringai, menatap pria bernama Yuangxu tersebut.
_"Padahal anda sudah saya tawarkan kebebasan sebelumnya bukan?"_
Yuangxu tertawa
_"Faktanya, walau status saya seperti itu. Anda tidak memperlakukan saya seperti asisten ataupun pelayan, anda memperlakukan saya seperti teman kerja atau partner. Bahkan semua pelayanan ini saya lakukan tanpa perintah anda karena sifat anda itu. Anda membiarkan saya berkembang dan menjadi diri sendiri, dan anda pula yang mengajarkan pada saya betapa pentingnya jujur kepada diri sendiri. Selama saya bersama anda, saya sudah merasa menjadi orang yang paling bebas di dunia"_
Yuangxu tersenyum
_"Cerita apa yang anda tulis hari ini? Nona Yui?"_
Yui menatap lembaran kertasnya, tersenyum penuh arti
_"Pertemuan pertama kita, Yuangxu. Itu adalah cerita yang menarik"_
Yuangxu tertawa canggung mendengar jawaban Yui.
Yui tertawa kecil.
_"Tidak akan ada yang peduli siapa sosok sebenarnya dari cerita ini kan~?"_
Yuangxu melihat kearah lain, telinga, pipi dan hidungnya memerah.
_"Saya malu... Nona"_
Request:
Aku ingin pengalaman membaca yang tidak biasa.. bisa buatkan cerpen unik untuk menghiburku?
Hasil:
Green tea's last diary
Aku adalah daun kehijauan yang kebetulan dipetik dari rumahku. Meninggalkan adik adikku dan kakek nenekku yang masih bergantungan disana, entah karena masih terlalu muda atau terlalu tua. Tapi cara mereka memetikku begitu kasar, kakiku putus dan mereka seakan terburu buru langsung menyelipkanku kedalam keranjang. Aku menyaksikan pemandangan baru- langit biru indah tanpa daun lainnya yang menghalangiku untuk memandangnya, hal kecil seperti ini membuatku melupakan kakiku yang hilang. Hingga akhirnya aku merasakan panas mulai membakarku, membuatku kering dan kecoklatan. Panas dan sakit, namun aku tak bisa bicara, jadi kubiarkan saja diriku seperti ini. Mereka menggilingku menjadi bubuk, duh.. sudah kering, hancur pula. Pikirku, menyaksikan bagian tubuhku meleber kemana mana. Bersatu dengan yang lainnya. Sedangkan kini aku hanya memiliki satu mata yang utuh, aku bisa mendengar tangisan yang lain karena telah hancur berkeping keping. Tapi jujur, ini lebih baik dibanding mati karena digerogoti ulat, karena meskipun hancur. Setidaknya kami tidak diayak ayak dalam mulut yang bau dan dilumat sampai hancur oleh serangga itu, atau mati keracunan karena telur atau bisa serangga nempel di kami, aku sih bersyukur. Kami masuk ke sebuah pabrik, disana aku bertemu sebuah serpihan daun teh betina, hanya mata dan bibirnya yang tersisa. Dia berbicara terus menerus saat sadar aku memperhatikannya sambil kami berdampingan diatas piring mesin.
“Manusia bikin mukaku jelek! Sekarang lihat aku! Cuma punya satu mata!”
Aku diam memandang daun teh betina itu, menyadari bahwa yang namanya wanita itu memang benar benar merepotkan. Yang namanya wanita itu, benar benar merepotkan. Mereka suka membesar besarkan hal kecil ataupun lebay dengan masalahnya, sekaligus puas dan anehnya baper dengan hal hal kecil, mereka juga licik- maksudku lihat daun teh betina itu! Kini mencoba memikatku dengan mengoceh dengan suaranya yang ayu. Namun walau begitu, aku tahu, pria memang selalu diciptakan untuk para wanita. Buktinya wanita yang kemayu selalu berhasil meluluhkan kami para pria, dasar wanita. Melihatnya yang terus mengoceh soal mata sebelahnya yang hilang, pelan pelan aku membiarkan diriku berguling ke arahnya. Menghampirinya dan lalu tanpa berpikir, berkata
“Aku hanya sisa mata kiri, bolehlah kuisi kekosongan di wajahmu itu? Kebetulan jika aku disitu, wajahmu akan sempurna lagi. Setidaknya untuk sementara”
Ucapku, dan daun teh betina itu pun malu malu dan tentunya- dengan cepat baper. Padahal aku cuma ngomong hal kecil. Padahal ini sementara, namun si daun teh itu beneran bahagia seakan akan aku bilang "selamanya". Wanita emang suka mikir kejauhan deh... Tapi yaudah deh, dan begitulah kami bersama sama berdampingan sampai masuk ke kemasan yang berbeda. Walau cuma bersama sebentar, anehnya daun teh betina itu menangis saat kami pisah kemasan. Dasar wanita... otak mereka itu isinya perasaan semua ya? Pikirku. Merasa kalau itu yang bikin mereka pada goblok, tapi itu pula yang bikin mereka.... manis. Kuakui, diam diam aku sedih di dekat kemasan baruku. Namun takkan pernah kuakui, karena kami laki laki punya ego untuk terlihat kuat, atau lebih tepatnya.. dipaksa kuat oleh semesta dimana derajat laki laki ialah pemimpin. dan aku tidak akan menangis, tapi kenapa ya laki laki gaboleh nangis? Nangis kan manusiawi? Heh, aku mah lebih pilih manusiawi dibanding manly. Tapi egoku ga kalah gede, aku ga nangis. Lalu aku tertidur lama sekali, melupakan sang teh betina yang rewel itu... walau aku tahu aku merindukannya, dan takkan pernah melupakannya. Kini aku melihat lihat serpih serpihan daun teh yang ada di sekitarku, seakan akan mencari cari gadis yang mirip dengan daun teh betina yang rewel itu. Kenapa ya.. kita cenderung mencari seseorang yang kita cintai dalam orang lain atau sesuatu? Pikirku. Mungkin itu pertanda bahwa cinta pertama takkan pernah terlupakan, namun hanya akan berdiam di ruangan yang takkan pernah kamu masuki lagi didalam kepalamu Lalu karena lelah, aku menyerah, berhenti mencari wanita lain yang mirip si daun teh betina. Aku diam di kemasan itu, mengintip seorang gadis manusia yang tiap hari melamun, bekerja dan kadang... menangis. Seakan akan kesepian, depresi dan sedih akan hidupnya sendiri, dia terlihat lelah... seakan akan bisa bunuh diri kapan saja. Aku benci manusia karena memetikku dari rumahku, tapi tak kusangka bahwa dunia yang kulihat begitu sempit dan tak semua makhluk sejenis itu punya sifat yang sama. Aku bisa melihat saat gadis itu ingin menenggelamkan diri di bathtub nya, dia lupa tentang teh yang direndam dan alarm memasak tehnya berbunyi. Membuatnya teringat akan kami dan anehnya kembali bersemangat untuk jalan ke kamar dan mengaduk teh. Kini aku merasakan diriku terapung diatas air panas, diriku yang telah lama kering kembali menghangat dan basah. Kudengar suara seruputan dari seseorang dan desahan lembut, hingga akhirnya diriku ikutan terhisap kedalam mulut gadis itu. Hal terakhir yang kulihat adalah ekspresi gadis itu yang penuh kelegaan, seperti sudah menantikan momen minum teh hijau sepertiku sejak waktu yang lama. Dan anehnya... ekspresinya itu membuatku rela masuk ke asam lambungnya untuk menghilang sepenuhnya. Jika kematianku berarti membahagiakan orang lain.. aku rela mati seribu kali, pikirku. Dan hal ini membawaku kembali ke momen dimana aku melihat serangga memakan tetanggaku, mengabaikan jeritannya. Aku tahu bahwa dunia ini penuh dengan mereka yang saling menguntungkan diri sendiri, saling memanfaatkan. Tapi.. aku setidaknya bersyukur karena kematianku justru bermanfaat dalam hal positif seperti- membuat gadis depresi ini tersenyum dan mengakhiri niat bunuh dirinya. Bukan sekedar mengisi perut serangga yang rakus. Aku merasakan bagaimana aku perlahan hancur menjadi zat zat kecil, sebagian dariku menyebar ke sel sel sang gadis untuk membantunya tenang dan terjaga, sisa dariku mengalir dan kini terlihat sama seperti yang lain. Kini kami berada di bentuk, warna dan rupa yang sama... urin. Yah.. air dan teh gaada bedanya. lagipula, siapapun yang pernah hidup, akhirannya pasti akan berakhir dalam bentuk yang sama ya? Kalau gitu... kenapa kita hidup? Aku tidak tahu, tapi... kuharap aku akan bertemu dengan serpihan sang daun betina nanti ketika kami berakhir sebagai larutan yang ada di laut…